HOME

Sabtu, 03 Desember 2011

SI POOT

     December is coming again. I must stop here before continuing my journey to enter new year 2012.
     I have tried looking back to find out anything that has blocked my way to achieve my goal. I found Si Poot. It’s a snail. I tried to observe him closely and let him entered my movie camera’s frame.


     Soon I found out my mistake about Si Poot. I always thought that he was very slow creature. It was happened because I was thought so. Teachers or adults said so. Si Poot was labeled Mr Slow. He never complained even he has no opportunity to protest for justice.
     In fact, he is not slow if we compare his movement with his size. Our perception becomes wrong because we try to compare his speed with creatures, who have legs, such as ants, chicken and others.
     Now I learn not to judge others quickly with wrong perception for this can prevent him from doing good for me or I do not give him a chance in finding his better future.***

     Mark 2:14
As he walked along, he saw a tax collector, Levi son of Alphaeus, sitting in his office. Jesus said to him, "Follow me." Levi got up and followed him.

SI POOT

     Desember datang lagi. Saya mesti berhenti sejenak sebelum meneruskan kembali perjalanan memasuki tahun baru 2012.
     Saya mencoba menoleh ke belakang untuk melihat hal-hal yang telah menghalangi jalan saya menuju tujuan.

     Tanpa diduga saya menemukan seekor Si Poot. Saya mencoba mengamatinya dan memasukkannya ke dalam jendela kamera movie.
     Ternyata saya telah salah menilai Si Poot. Di benak saya dia dianggap binatang yang sangat lambat. Hal ini terjadi karena saya selalu diajar begitu. Guru atau orangtua suka mengatakan begitu. Si Poot sudah diberi label Si Lambat. Dia tidak komplin walau tidak diberi upaya pembelaan diri.
    Sebenarnya dia tidak lambat untuk ukurannya. Penilaian menjadi salah karena kita cenderung membandingkannya dengan binatang berkaki seperti semut, ayam dan lainnya.
    Dari sini saya belajar untuk tidak buru-buru memberi penilaian yang salah terhadap orang lain sehingga menutup peluangnya untuk berarti bagi saya atau saya tanpa disadari telah menghalangi jalannya menuju hidup yang lebih baik.***

     Markus 2:14
Sementara Yesus berjalan di situ, Ia melihat seorang penagih pajak bernama Lewi, anak Alfeus, sedang duduk di kantor pajak. "Ikutlah Aku," kata Yesus kepadanya. Maka Lewi berdiri dan mengikuti Yesus. (BIS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar